Ridho Zulandra

Informasi dan berita tentang islam

Forum Kajian Islam

Forum untuk mendalami islam dan berdiskusi

Pellentesque vel est a risus

Vivamus urna lectus, sodales posuere gravida tincidunt, tempus vel sapien.

Ribuan Umat Islam Serukan Islam Bukan Teroris

Sekitar 20.000 umat Islam di Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat, melakukan aksi damai menyerukan bahwa Islam bukan teroris di Lapangan Kota Barat, Solo.

Empat tokoh masyarakat, seperti Zainal Arifin Adnan yang merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia, Ustaz Wahyuddin yang merupakan Direktur Pesantren Al Mukmin, Ketua Umum Majelis Tafsir Al-Qur`an, Ustaz Achmad Sukina, dan M Sangidoe, memimpin aksi tersebut.

Keempat tokoh tersebut melakukan orasi yang berpesan bahwa Islam tidak bisa dikaitkan dengan teroris.

Ketua Majelis Ulama Indonesia, Zainal Arifin Adnan mengatakan, Islam dan terorisme sama sekali tidak memiliki hubungan.

"Mereka berdiri sendiri, Islam selalu menggunakan cara damai, sedangkan terorisme selalu menggunakan cara kekerasan," kata dia.

Oleh karena itu, kata Zainal, anggapan terorisme memiliki hubungan dengan Islam adalah salah besar.

Sementara itu, Ketua Umum Majelis Tafsir Al-Qur`an, Ustaz Achmad Sukina mengatakan, umat Islam perlu kembali merenungi ajaran dasar Islam yang berasal dari Al Quran dan Al Hadist.

"Untuk meraih segala sesuatu yang diinginkan, Umat Islam harus menempuhnya dengan cara damai," kata dia.

Achmad Sukina mengatakan, cara-cara dengan menakuti orang lain tidak boleh dilakukan oleh umat Islam.

Pada kesempatan lain, Direktur Pesantren Al Mukmin, Wahyuddin mengatakan, Islam melarang umatnya dalam lima hal yang dilakukan seseorang terhadap sesamanya.

"Lima larangan tersebut terkait dengan hak kemanusiaan yang melekat pada setiap manusia, seperti memaksakan keyakinan agama kepada orang lain, menghilangkan nyawa orang lain, menyakiti fisik orang lain, mengganggu harta orang lain sekecil apapun, dan merendahkan harga diri orang lain," kata Wahyuddin.

Pada giliran berikutnya, M Sangidoe mengatakan, melalui aksi ini umat Islam menegaskan bahwa mereka tidak mau disebut sebagai teroris dan melawan segala bentuk terorisme.

Selain keempat tokoh tersebut dan ribuan umat Islam, acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat, seperti Wali Kota Surakarta, Joko Widodo, Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo, Kapolwil Surakarta, Kombes Pol Ery Subagyo, dan Kapoltabes Surakarta, Joko Irwanto.(*
)

Editor: Ruslan Burhani

sumber : http://www.antaranews.com/berita/1253880971/ribuan-umat-islam-serukan-islam-bukan-teroris

Aku Bukan Teroris

Perburuan teroris di tanah air tidak ada hentinya. Hingga sekarang Densus 88 anti teror, pasukan elit yang diciptakan khusus menangani kasus teror telah menembak mati beberapa gembong teroris.

Tapi teroris sepertinya masih banyak yang berkeliaran, aksi mereka pun tergolong berani. Bayangkan mereka berani menyusup sampai di Ibu Kota.

Dari beberapa alat bukti yang ditemukan di TKP, petunjuknya selalu mengarah ke kelompok Islam garis keras. Mulai dari tipikal teroris hingga atribut-atribut yang melekat selalu dikonotasikan sebagai kelompok Islam yang “memble”.

Ini juga sangat ditunjang dari latar belakang oknum yang diduga teroris, dimana berasal dari keluarga miskin pedesaan. Maka semakin lengkaplah pencitraan yang ingin dibentuk guna memojokkan agama Islam yang pada dasarnya tidak mengenal adanya garis keras apalagi memble.

Beberapa kali tokoh-tokoh Islam mencoba mengingatkan agar jangan selalu menonjolkan simbol-simbol agama dalam upaya pemberantasan terorisme. Karena Islam sendiri sangat menentang aksi-aksi kekerasan. Dimana-mana agama itu mengajarkan kebaikan dan kasih sayang. Kalau ada kelompok yang melakukan aksi kekerasan dengan mengatasnamakan Islam itu berarti salah besar.

Sebagai negara mayoritas beragama Islam, pelecehan seperti ini sungguh sangat tidak bisa diterima. Aksi penyergapan teroris telah menjadi ajang untuk “mempermalukan”agama tertentu. Dan bagi mereka yang selama ini selalu bertindak dengan mengatasnamakan Islam, walau apapun yang mereka lakukan, kebenaran tidak akan bisa ditutupi.

Adalah tugas kepolisian negara untuk memberikan kenyamanan dan ketenangan hidup warga. Tetapi dalam implementasinya, tentu harus tetap mengedepankan norma-norma serta tata tertib. Bukti kuat terlibat atau tidaknya seseorang dalam aksi teroris bukan semata-mata bukti di lapangan tetapi harus juga dipertimbangkan fakta-fakta dalam persidangan kelak. Tetapi kalau setiap penyergapan hanya menghasilkan mayat-mayat yang diduga teroris, apa yang bisa kita lakukan? Masyarakat sendiri sudah terlanjur skeptis dengan tindakan kepolisian, yang selalu menyisakan pertanyaan besar, kenapa harus ditembak mati?

Sejauh ini yang muncul malah adanya dugaan pengalihan isu, dari kasus Bank Century hingga kasus Susno Duadji. Terlepas dari semuanya, kita seyogyanya memberi apresiasi terhadap kepolisian dalam upayanya memberantas teroris hingga ke akar-akarnya, tetapi tentu dengan catatan semua dilakukan dengan profesionalisme kerja serta murni demi penegakan supremasi hukum.

sumber : http://politik.kompasiana.com/2010/05/14/islam-bukan-teroris/

Umat Islam Bukan Teroris

Perburuan terhadap teroris gencar dilakukan tim Detasemen khusus (Densus) 88 Mabes Polri. Gembong-gembong teroris pun tewas ditembak, salah satunya Dulmatin, yang menemui ajal dalam penyergapan di warnet kawasan Pamulang, Tangerang. Tudingan keras pun dilemparkan banyak negara bahwa pelaku teror adalah umat Islam.
Jelas hal tersebut menimbulkan protes umat Islam di Indonesia, termasuk para artis yang selama ini memang aktif dalam wadah pengajian, seperti Pengajian Arafah, Pengajian Orbit dan lainnya.
“Umat Islam bukan teroris. Itu adalah oknum yang salah langkah,” kata Cece Kirani, artis yang kini giat ceramah agama bersama suaminya ustad Aa Hadi.
Pemain sinetron Aku Ingin Pulang ini mengaku setiap minggu, dia dan suaminya menggelar pengajian rutin di rumahnya bersama ibu-ibu tetangga. “Aktivitas pengajian itu tujuannya baik. Jadi jangan pengajian itu diidentikan sebagai sarang teroris. Justru kebanyakan orang yang nggak rajin ngaji yang menjadi teroris,” tegasnya.
Wanita berjilbab ini menuding para teroris yang mengaku melakukan aksi teror sebagai jihad, telah salah mengartikan makna jihad yang sebenarnya. “Berjihad di jalan Allah itu nggak merugikan orang lain. Jika melakukan teror dan mengorbankan orang tak bersalah, itu bukan jihad namanya,” tandasnya.
DAMAIKAN DUNIA
Kecaman dan rasa prihatin juga dilontarkan pendiri Pengajian Arafah, Ismi Aziz. “Tudingan tersebut jelas sangat merugikan umat Islam. Karena Islam tidak mengajarkan umatnya melakukan kekerasan,” tutur Ismi.
Ismi pun menolak keras anggapan pengajian dan majelis taklim sebagai tempat lahirnya para teroris. “ Jangan negatif thinking terhadap pengajian atau majelis taklim. Karena sesungguhnya lewat pengajian-pengajian ini kita bisa ikut mendamaikan dunia. Di pengajian ini kita diajarkan untuk melakukan kebaikan bukan teror,” jelasnya.
Meski begitu, Ismi bersama para jamaah Arafah yang berjumlah ratusan orang, di antaranya artis Nia Daniati, Ratih Sang, Cici Tegal, Endang S. Taurina, Mega Silvia, Sofie Jasmin dan lainnya mengaku tak terganggu. “Sampai sekarang kami belum merasa terganggu dengan adanya tudingan-tudingan tersebut. Jadi, kita santai saja,” imbuhnya.
CEGAH TERORIS
Protes keras juga dilontarkan pedangdut yang juga anggota pengajian, Anissa Bahar. “Tujuan dari pengajian itu adalah menyebarkan kebaikan. Ya, sangat tidak mungkin apabila pengajian itu dituding sebagai tempat pembinaan penganut ajaran Islam radikal,” katanya.
Menurut dia, dengan makin banyak tempat pengajian justru semakin baik, karena itu merupakan langkah efektif mencegah masuknya teroris. “Jadi, tolong baik masyarakat maupun pemerintah jangan asal main tuding seenaknya,” pintanya.
Hal senada juga dituturkan anggota pengajian Orbit, Asrie Hadi. Menurut dia, masyarakat sejatinya tahu akan keberadaan pengajian. “Saya yakin nggak ada pengajian yang membina teroris. Kalau soal filosofi jihad memang diajarkan. Tapi kan bukan untuk melakukan teror,” ungkapnya.
(anggara/santosa/mia/rf/r)

sumber : http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/03/14/umat-islam-bukan-teroris